Selasa, 05 April 2016

Artikel Motivasi Islam, Cerita Motivasi, Renungan Harian: Filosofi Gerakan Sholat

Artikel Motivasi Islam, Cerita Motivasi, Renungan Harian: Filosofi Gerakan Sholat:

Filosofi Gerakan Sholat


Sholat
yang telah Kita lakukan selama ini tentu bukan sekedar kewajiban, namun
juga merupakan kebutuhan untuk jiwa kita. Merupakan sarana agar kita
dapat menjalin hubungan dengan erat dengan sang Maha Pencipta. Dibalik
itu semua, terdapat filosofi yang luar biasa dari gerakan- gerakan
sholat yang Kita lakukan sehari- hari.


1. Takbiratul Ihram (Awal dan Akhir)

Pengawalan segala sesuatu, sebagaimana hidup dimulai kelahiran, sesuatu
yg ada pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa semuanya
berawal dari Allah. Maka dengan takbir kita mengembalikan kepada segala
aktivitas kita adalah karena Allah. Takbiratul Ihram sebagai starting point sholat, simbol starting
perjalan hidup. Bermakna penyerahan totalitas pada yang Maha Awal bahwa
karenaNya kita ada dan karenaNYa kita melakukan perjalanan hidup.



2. Berdiri (Gerak Perjalanan)

Berdiri lambang siap berjalan menjelajahi kehidupan, karena jika duduk
dan berdiam kita tidak mungkin bisa berjalan. Tegak artinya kehidupan
harus ditegakkan (ditumbuhkan) pada ruang waktu, iman harus ditegakkan,
akhlak harus ditegakkan, amalan pribadi dan amalan sosial juga harus
ditegakkan. Sebagai mana sabda rosulullah : “Sholat adalah tiang agama
(agama didirikan/ ditegakkan oleh sholat)”.


Dalam tegak berdiri, posisi kepala tunduk, artinya dalam perjalanan
hidup akan tunduk dan patuh pada segala hukum dan kehendak Allah. Kedua
tangan mendekap  ulu hati, simbol bahwa hati harus selalu dijaga
kebersihannya dalam perjalanan hidup.







3. Rukuk (Penghormatan)
Mengenal
Allah melalui hasil ciptaanNya . Dalam perjalanan hidup, pada ruang
ciptaan Allah kita menemukan, menyaksikan dan merasakan bermacam- macam
hal : tanah, air, gunung, laut, hewan, sistem kehidupan, rantai makanan,
rasa senang, rasa sedih, rasa marah, kelahiran, kematian, pertengkaran,
percintaan, ilmu alam, pikiran, manusia sekitar kita, Nabi, Rosul, dll.
Ini merupakan bukti bahwa Allah itu Ada sebagai Pencipta dari semua
itu. Dan kita tahu apabila tanpa petunjuk para utusan Allah (Nabi dan
Rosul) kita tidak akan tahu jika itu semua ciptaan Allah dan dengan para
UtusanNya, kita tahu tujuan hidup serta cara mengisi kehidupan ini agar
selamat.



4. Itidal (Puja- puji pada Allah)

Kemudian kita berdiri lagi untuk mengisi perjalanan hidup dengan penuh
puja dan puji pada Allah serta penuh syukur setiap saat sehingga
tercipta kepatuhan dan ketaatan. Dengan mengetahui hasil ciptaan Allah,
maka akan tumbuh kekaguman dan kecintaan pada Allah sehingga tumbuh rasa
cinta dan iklas atau dengan senang hati akan menjalani menjalani hidup
ini sesuai Kehendak Allah.



5. Sujud (penyatuan diri dengan Kehendak Allah)

Jika berdiri di analogikan dengan perjalan jasadi, maka Sujud dengan
kaki dilipat, atau setengah berdiri adalah simbol dari perjalanan hati
(rohani). Dangan sujud hati dan fikiran kita direndahkan serendahnya
sebagai tanda ketundukan total pada atas segala kuasa dan kehendak
Allah. Menyatu kan kehendak Allah dengan Kehendak kita.


Sujud pertama merupakan penyatuan Kehendak Allah dengan Kehendak
ruhani/ hati/ jiwa kita. Diselangi permohonan pada duduk antara 2 sujud
dengan doa : “Rabbighfirli (ampuni aku), warhamni (sayangi aku),
Wajburni (cukupkanlah kekuranganku), warfa’ni (tinggikanlah derajadku),
warzuqni (berilah aku rezeki), wahdini (tunjukilah aku), wa’fani
(sehatkan aku), wa’fu’anni (maafkan aku).


Sujud kedua merupakan pernyataan pengagungan Allah secara lebih
personal antara makhluk dengan Sang Pencipta, pernyataan ingin kembali
pada Sang Pencipta akhir dari perjalanan. Dan pada waktu itu juga, kita
dianjurkan untuk memanjatkan doa dalam sujud kita yang panjang



6. Duduk diantara 2 Sujud (Permohonan)

Pengungkapan berbagai permohonan pada Allah untuk memberikan segala
kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan
denganNya, butuh sumber dukungan hidup jasmani dan ruhani, serta
pemeliharaan dan perlindungan jasmani ruhani agar tetap pada jalan
Allah.



7. Attahiyat : Pernyataan Ikrar

Tahap pemantapan, karena perjalanan hidup itu naik turun dan fitrah
manusia tidak lepas dari sifat lupa, maka perlu pemantapan yang di refresh dan
diulang untuk semakin kokoh, yaitu dengan Ikrar Syahadat, dengan simbol
pengokohan ikrar melalui telunjuk kanan. Sebelum Ikrar, memberikan
penghormatan untuk para Utusan Allah dan ruh hamba- hamba sholeh
(Auliya) yang melalui merekalah kita mengenal Allah dan melalui ajaranya
kita dibimbing ke jalanNya, serta menjadikan mereka menjadi saksi atas
Ikrar kita.



Sholawat menjadi pernyataan kebersediaan mengikuti apa yang diajarkan
Rosululloh Muhammad SAW, dan menempatkannya sebagai pimpinan dalam
perjalanan kita. Salam penghormatan kepada Bapak para Nabi (Ibrohim)
yang menjadi bapak induk ajaran Tauhid. Kemudian diakhir dengan
permohonan doa dan permohonan perlindungan dari kejahatan tipuan Setan
dan Jin agar kita dapat tetap istiqomah dan berhasil mencapai Allah.



8. Salam 

Salam adalah ucapan yang mengakui adanya manusia lain yang sama- sama
melakukan perjalanan dalam hidup ini (aspek kemasyarakatan). Menunjukkan
bahwa hidup ini tidak sendiri, sehingga hendaknya menyebarkan salam dan
berkah kepada sesama untuk saling bahu membahu menegakkan kehidupan
yang harmonis (selaras) dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan dan
keselamatan di bumi. Salam adalah penutup sekaligus awal dari mulainya
praktek aplikasi sholat dalam bentuk aktivitas kehidupan di lapangan
hingga ke sholat berikutnya. Nah salam itu simbol dari putaran yang
dimulai dari kanan ke kiri dengan poros badan. Jika dihubungkan dengan
Hukum Kaidah Tangan Kanan berarti arah energi ke atas, simbolisasi bahwa
perjalanan digantungkan pada Allah SWT (di atas) sebagai penjamin
keselamatan dalam perjalanan.


Wallahu alam…

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar